organisasiyang dalam konteks ini adalah komunikasi interpersonal antara atasan dan bawahan. Proses komunikasi yang terjadi begitu dinamik dan dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.
Ketikainformasi dipertukarkan antara atasan dan bawahan, itu dikenal sebagai komunikasi dua arah vertikal. Sebaliknya, ketika komunikasi terjadi antara orang-orang yang memiliki pangkat atau jabatan yang sama, itu disebut komunikasi dua arah horizontal.
Pengaruhkomunikasi antara atasan dan bawahan juga turut menentukan tercapai atau tidaknya tujuan organisasi. Dengan komunikasi yang baik dan efektif antara atasan dan bawahan setiap tugas yang menentukan tercapainya tujuan organisasi bisa terlaksana dengan baik. 4. Suasana atau iklim organisasi
Komunikasiyang ideal, akan muncul melalui hubungan kesetaraan, atau hubungan kolegial. Atasan dan bawahan berada di garis sejajar. Namun kondisi seperti itu menuntut bawahan yang tidak pasif. Bawahan juga harus kritis dan agresif. Selain itu manajer harus memiliki persepsi yang baik terhadap bawahan serta menciptakan apresiasi bagi mereka.
Parapemimpin tidak hanya berkomunikasi dengan kata-kata. Pemimpin diawasi, dan penampilan, perilaku, tindakan, dan sikap mereka adalah pesan simbolis kepada orang lain. Komunikasi nonverbal, yaitu, pesan yang dikirimkan melalui tindakan, perilaku, ekspresi wajah, dan nada suara, menyumbang lebih dari setengah dari seluruh pesan yang diterima
untukkepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan
idLs.
hubungan antara pimpinan dengan bawahan disebut komunikasi